Stop penyalahgunaan Narkoba Demi Masa Depan Generasi Bangsa


 


STOP PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Terus Berprestasi....Tanpa Frustasi
Bersama Kita Bisa

Slogan tersebut kiranya menjadi bagian kampanye penting yang senantiasa terus disosialisasikan secara luas. Bahkan permasalahan narkoba dikategorikan sebagai Transnasional Organized Crime yang melibatkan para pelaku dari lintas negara dan kewarganegaraan. Permasalahan mengenai narkoba memang tidak seperti kasus teroris yang sekali kejadian langsung booming. Meski demikian, kasus penyalahgunaan narkoba berdampaknya begitu masif dalam jangka panjang. Karena dapat merusak mental dan fisik generasi bangsa. 
Di tingkat dunia, kasus penyalahgunaan narkoba pun telah menduduki rangking ke 20 sebagai penyebab angka kematian dan menduduki  rangking ke 10 di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi, sebanyak 23 persen peredaran narkoba terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, Badan Narkotika Nasional Kota Bengkulu bekerjasama dengan dengan berbagai pihak untuk turut serta mensosialisasikan mengenai Penyalahgunaan NARKOTIKA kepada semua kalangan.  Salah satunya melalui kegiatan Diseminasi Informasi P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) yang diselenggarakan di grand Xtra Hotel Bengkulu yang bekerjasama dengan Blogger Bengkulu dan Komunitas Pemuda. Pada kegiatan tersebut, Kak Nuche yang merupakan salah seorang fasilitator dari BNN Bengkulu menjelaskan secara lengkap mengenai Narkotika. Yuk simak ulasannya berikut :

Sebenarnya apa itu narkotika itu?  

Peran Keluarga Dalam Membudayakan Sensor Mandiri di Era Teknologi Digital

Talkshow Sensor Budaya Sensor Mandiri
Dokumentasi Pribadi, 2018

The Moral Premise "Entertain, Educate,ELevate".
If You can get all three of those, you've got the Trifecta Going.
(Mel Gibson)"


Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan teknologi serta derasnya informasi menjadi satu tanda perubahan yang dapat kita rasakan sekarang ini. Pun demikian halnya dengan media tontonan yang mengalami fase perubahan dari masa ke masa. Pergeseran tidak hanya dirasakan dari media yang digunakan. Melainkan juga dari konten isi tontonan  kepada masyarakat. Kreativitas dan minat pasar menjadi salah satu indikator merebaknya berbagai tontonan yang hadir di tengah-tengah kita saat ini.
Kalau dulu nih, tontonan hanya dilakukan melalui media kotak bernama Televisi. Namun, sekarang, orang bisa menikmati berbagai tontonan dan film melalui gadget pribadi. Internet tidak dipungkiri memegang peran yang begitu penting. Hingga muncul perumpamaan kalau kuota internet seolah sudah menjadi barang kebutuhan primer. Hehehe.
Meski demikian, sisi lain yang turut berkembang ialah dampak dari tontonan yang dihasilkan begitu besar. Disamping dampak positif, keberadaan dampak negatif pun turut menyertai. Munculnya konten porno, berita hoax serta tontonan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma menjadi suatu hal yang tak terhindarkan. Oleh karenanya, salah satu hal penting yang dapat dilakukan ialah melalui budaya sensor pribadi di lingkungan keluarga.Bertepatan di hari Rabu, 26 September 2018 yang lalu, Lembaga Sensor Film bekerjasama dengan BloggerBengkulu mengadakan talkshow dengan tema yang menurutku sangat ciamik, yakni Budaya Sensor Mandiri di Lingkungan Keluarga

Kenapa jadi tema yang menurutku ciamik ?

Sebagai mama muda, tema ini begitu relevan bagiku. Terlebih saat ini, aku punya baby yang masuk kategori generasi alpha yang nantinya akan senantiasa bersingunggan dengan digital media. Seiring berjalannya waktu, dunia digital menjadi hal yang tidak lepas dengan masyarakat di masa mendatang. Sehingga kudu banyak cari tahu dan cari ilmu.
Nah, pada talkshow yang diselenggarakan oleh LSF yang berkerjasama dengan Blogger Bengkulu, hadir dua narasumber yang keren ilmu dan pengalamannya. Narasumber pertama ialah seorang ibu muda yang begitu produktif sekaligus founder dari Komunitas Blogger Bengkulu-Mbak Milda-begitu sapaannya. Sedangkan narasumber kedua ialah ibu Noor-selaku perwakilan dari LSF. Pada kesempatan tersebut, mbak Milda banyak berbincang mengenai Fase perubahan tontonan Di Indonesia. Sedangkan Bu Noor-selaku pihak LSF turut berbagi cerita dan pengalaman mengenai proses sensor serta mensosialisasikan secara langsung mengenai budaya sensor mandiri dalam keluarga. Acara yang digelar di Cafe Konakito ini dihadiri oleh lintas komunitas serta mahasiswa dari beberapa univiersitas di Bengkulu. Sebut saja, komunitas blogger, komunitas film serta mahasiswa dari UMB dan juga UNIB. Nah, lantas apa sih sensor mandiri itu? Yuk simak ulasan berikut.

Digital Parenting : Upaya Mendidik Anak Zaman Now




Media Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia (Yalda T.Uls, 2016:127)

Kalau dipikir, ungkapan yang digunakan Yalda dalam bukunya “Media Moms and Digital Dads” memang benar adanya. Kita perlu mengakui bahwa kecanggihan teknologi telah melahirkan peradaban yang hampir keseluruhan aspeknya bernuansa digital. Kecanggihan teknologi telah melahirkan internet yang telah memberikan pengaruh dan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Pun begitu halnya dengan lahirnya smartphone yang seolah menjadi asisten dalam keseharian. Percaya ga percaya, hidup di masa kini, semua kemudahan bisa terjadi dengan adanya media online yang serba digital. Mau ini, tinggal klik, mau itu juga tinggal klik. Gak perlu pusing dan repot bukan. Kalau mau kilas balik, beda jauh banget sama zaman dulu.  
Namun, kita perlu menyadari bahwa perubahan besar tersebut jelas berpengaruh terhadap sikap dan mentalitas kita. Apalagi saat ini, digitaliasi sudah merambah ke semua lini kehidupan. Dampak positif dan negatif pastinya dirasakan. Berbagai kemudahan dan fitur positif pun jumlahnya jutaan untuk bisa dimanfaatkan. Tapi tidak sedikit juga konten negatif yang dapat menjerumuskan pikiran dan sikap generasi bangsa. Galau memang. 

Tampil Pede Dengan Jam Tangan Kece

Dokumentasi Pribadi, 2018
Kalau ditanya apa yang bikin penampilanmu Pede?

Maka jawabanku adalah Jam Tangan. Kenapa coba? Selain fungsi utamanya sebagai penunjuk waktu. Jam tangan merupakan bagian dari aksesoris yang bisa membuat tampilan kita jauh lebih pede dan kece. Bikin penggunanya jadi enak dipandang dan elegan. Kok bisa? Karena jam tangan punya sisi artistik yang gak kalah dibandingkan aksesoris lainnya seperti : cincin, kalung, gelang dan lain sebagainya. Apalagi bagi cewek sepertiku yang jarang banget make-up an serta tampilan pakaian yang biasa-biasa saja.  Maka jadilah, jam tangan bisa dipakai sebagai aksesoris pelengkap. Hingga kini, aku tak lupa menggunakan jam tangan di berbagai kesempatan, khususnya ketika berpergian.

Harapan Yang Terselip Dalam Doa Pada Perayaan Milad 2 Blogger Bengkulu

sumber : Dokumentasi Blogger Bengkulu, 2018
Tak terasa, genap sudah 2 tahun eksistensi Blogger Bengkulu (BOBE) sebagai sebuah Komunitas. Masa 2 tahun menjadi fase belajar dan pembelajaran yang terisi dengan begitu banyak cerita. Masa beradaptasi dengan berbagai gejolak perubahan. Jatuh bangun, suka duka, menjadi mozaik yang begitu berwarna. Hingga akhirnya dapat tersusunlah menjadi sebuah puzzle cerita. Secara realistis, mempertahankan sebuah komunitas hingga mampu menapaki usia 2 tahun, bukanlah perkara mudah. Rasa solidaritas, kepercayaan, serta sikap mau berbagi menjadi pilar yang perlu dijunjung tinggi. Simbiosis mutualisme menjadi dasar dalam mempertahankan relasi dan silaturahmi.  Itu sepenggal cerita yang dirasakan ketika menjadi bagian dari keluarga besar Blogger Bengkulu. Dan pada saat Milad ke 2 kali ini, semuanya dapat merefleksi. Mengangkat tema Blogger Bengkulu : Tahan, Unggul dan Humanis atau disingkat menjadi BOBE TANGGUH menjadi relevan di usia 2 tahun ini. Slogan tersebut dapat ditafsir sebagai upaya agar para BOBE dapat bertahan dengan berbagai situasi dan tekanan, unggul dalam menyebar kebaikan serta memiliki sikap humanis dalam kehidupan.