Mengembalikan Fungsi Mesjid Sebagai Pusat Aktivitas dan Peradaban

Mesjid Kubah Mas, Depok

Kalau ditanya, tempat mana yang paling enak buat nenangin diri, jawabanku adalah masjid.

Mengapa begitu?

Karena mesjid bisa dijadikan sebagai tempat merenung dan juga melakukan evaluasi diri. Apalagi kalau ketemu dengan masjid yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap. Bikin kita tambah betah berlama-lama, baik sekadar untuk istirahat sejenak ataupun membaca buku.Saat ini, bangunan mesjid yang kita temui sudah mengalami perubahan. Lihat saja, di kota-kota besar, mesjid sudah dibangun sedemikian kokoh, nyaman dan sejuk. Sehingga membuat para jamaah menjadi lebih enak dalam melangsungkan ibadah. Ketika tengah berpergian dan menuntut kita untuk singgah sholat di mesjid tertentu. Kita tentu akan memperhatikan mesjid itu bukan?! Baik dari ornamen bangunan, akses tempat wudhu, toilet termasuk mukena yang tersedia. Termasuk ketika saat ini keberadaan AC yang sudah banyak digunakan di masjid-mesjid yang ada di Kota Besar.  Jadi bikin nyaman dan sejuk situasinya. Memang sih, sebenarnya ibadah bukan soal udara sejuk maupun tidaknya, cuma kalau suasananya adem dan bikin nyaman,serta  ga gerah, itu bisa jadi bikin kita lebih enak beribadah, bukan?!
Nah, ketika melakukan perjalanan dan kembali menuntut singgah, kadangkala kita akan mampir ke masjid-mesjid yang tersedia. Namun, yang cukup membuat kesal adalah ketika masjid tersebut terkesan ekslusif lantaran terkunci. Memang tidak semua, namun ada juga yang demikian. Alasan keamanan memang salah satunya. Tidak salah juga sih, hal ini karena masjid kadangkala terstigma tempat kehilangan sandal dan juga kotak sedekah. Hal inilah yang barangkali menjadi alasan mengapa masjid seringkali dikunci selepas aktivitas ibadah. Rupanya, kita perlu belajar dan mengkaji ulang  kisah masjid di zaman Rasulullah. Ketika itu, masjid memang bukan sebatas aktivitas ritual semata, masjid tidak dikenal sebagai tempat kehilangan sandal dan kotak sedekah. Namun justru menjadi pusat budaya dan berkembangnya ilmu pengetahuan. 
Kondisi di Dalam Mesjid Kubah Mas, Depok.
Dari masjid pula berkembangnya peradaban islam. Dulu, masjid dijadikan sebagai  tempat musyawarah sekaligus menyelesaikan suatu perkara. Pusat pendidikan dan pengajaran serta sarana membangun kekuatan spiritual, tempat menyusun strategi perang, sebagai sentral kegiatan sosial termasuk pemberian santunan kepada fakir miskin serta berbagai aktivitas yang menyangkut permasalahan umat. Serta menjadi pusat peradaban. Begitu fungsionalnya mesjid di zaman rasullulah sehingga mampu membuat rasulullah dan para sahabat menautkan hatinya di mesjid. Ini menjadi satu pembelajaran bagi kita semua bahwa upaya untuk mengembalikan masjid pada fungsi yang demikian adalah tugas bersama.
Mesjid Kubah Mas, Depok.
Menyimak kondisi tersebut, sebagai kota yang juga menjunjung tinggi aspek religiusitas, Kota Bengkulu tengah menghadirkan program Masjid Buka 24 Jam. Program ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk memakmurkan masjid melalui upaya dakwah illalah, sholat, berkhidmat serta melakukan perbuatan yang mengundang rahmat dan berkah dari Allah Swt. Upaya memakmurkan masjid yang demikian merupakan salah satu cara untuk menghindari bencana dan kerusuhan yang saat ini menimpa Indonesia. Lebih lanjut, program ini diharapkan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Bahkan bila diketahui ada mesjid yang mendukung program ini maka akan diberikan fasilitas dan dibantu dalam merealisasikan program tersebut.


Tidak ada komentar

Terimakasih telah berkunjung Ke Blog Saya, rekan-rekan yang budiman (^_^)