Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Tips Melakukan Perjalanan Dengan Pesawat Bersama Sang Buah Hati


Sumber : Pixabay.com
Perjalanan menggunakan pesawat kali ini memang terasa berkesan. Pasalnya, aku dan suami membawa serta my baby boy yang saat itu masih berusia 7 bulan. Tak tanggung-tanggung, tujuannya langsung ke Pulau Lombok. Awalnya rasa khawatir menyelimuti. Hal ini lantaran, ini merupakan kali pertama mama muda seperti ku akan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Timbul beragam tanya di pikiranku. Kalau nanti kenapa-napa bagaimana ya? Beruntungnya, suamiku mencoba menenangkan dan meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. 

Perjalananpun dimulai dengan rute pesawat dari Bengkulu menuju Soekarno Hatta, Jakarta. Aku memilih perjalanan pagi agar karena cuaca tidak terlalu terik. Disamping itu, sengaja memilih waktu tidur arkana pada hari biasanya. Sehingga aku berharap nantinya, ketika sudah diberi ASI, my baby boy tersebut dapat tertidur selama perjalanan. Benar saja, ketika hendak take off, mata Arkana sudah terlihat mengantuk dan akhirnya ia pun tertidur. Kekhawatiran rewel di jalan seolah sirna. Ia lantas terbangun ketika pesawat sudah landing. Nah, berikut ini ada beberapa tips yang barangkali berguna ketika kita membawa bayi ketika melakukan perjalanan jauh, khususnya ketika naik pesawat.

Mengoptimalkan Waktu Kebersamaan Dengan My Baby Boy

Cookies Dengan Rasa Ciamik
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Mengatur waktu adalah kunci utama untuk menjalankan peran ganda bagiku saat ini. Sebagai seorang istri, pekerja dan juga ibu. Mengapa? Ditengah kesibukan sebagai pekerja di ranah publik. Aku memiliki target untuk senantiasa mengoptimalkan waktu bersama dengan my baby boy. Kenapa begitu? Fase tumbuh kembangnya menjadi fase yang tidak bisa dilewatkan. Dan berusaha menghabiskan waktu bersama Arkana-my baby boy-menjadi suatu moment yang berharga yang sayang untuk dilewatkan. Terkadang aku menganggap bahwa bermain bersama arkana menjadi bentuk charge sekaligus sarana refreshing untukku. Soalnya bisa dibilang, pekerjaan kantor memang tidak ada habisnya untuk dituruti. Jujur nih, kadang aku merasa bersalah bila tidak pandai mengatur waktu untuk bermain bersama Arkana. 

Digital Parenting : Upaya Mendidik Anak Zaman Now




Media Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia (Yalda T.Uls, 2016:127)

Kalau dipikir, ungkapan yang digunakan Yalda dalam bukunya “Media Moms and Digital Dads” memang benar adanya. Kita perlu mengakui bahwa kecanggihan teknologi telah melahirkan peradaban yang hampir keseluruhan aspeknya bernuansa digital. Kecanggihan teknologi telah melahirkan internet yang telah memberikan pengaruh dan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Pun begitu halnya dengan lahirnya smartphone yang seolah menjadi asisten dalam keseharian. Percaya ga percaya, hidup di masa kini, semua kemudahan bisa terjadi dengan adanya media online yang serba digital. Mau ini, tinggal klik, mau itu juga tinggal klik. Gak perlu pusing dan repot bukan. Kalau mau kilas balik, beda jauh banget sama zaman dulu.  
Namun, kita perlu menyadari bahwa perubahan besar tersebut jelas berpengaruh terhadap sikap dan mentalitas kita. Apalagi saat ini, digitaliasi sudah merambah ke semua lini kehidupan. Dampak positif dan negatif pastinya dirasakan. Berbagai kemudahan dan fitur positif pun jumlahnya jutaan untuk bisa dimanfaatkan. Tapi tidak sedikit juga konten negatif yang dapat menjerumuskan pikiran dan sikap generasi bangsa. Galau memang. 

Paradigma Baru Cara Mendidik Anak


sumber : Pixabay.com
Disamping sebagai anugerah, kehadiran anak merupakan amanah yang diberikan Tuhan kepada kita selaku orang tua. Oleh karena itu, sudah sepantasnya, kita perlu memperlakukan anak dengan sikap yang baik dan manusiawi. Kenapa   begitu? soalnya saat ini, sering kali kita dengar berbagai kasus  kekerasan dan tidak senonoh terjadi pada anak. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua tentu saja kita perlu bekal dan ilmu dalam mendidik anak.Jangan sampai ketidaktahuan kita menjadi bumerang bagi kita sendiri. Apalagi ditengah perubahan zaman yang semakin maju seperti ini. Cara mendidik pun tentu saja mengalami pergeseran. Kalau dengar cerita dulu nih, kekerasan secara fisik menjadi salah satu pilihan dalam mendidik anak. Plus ditambah lagi kekerasan secara verbal. Bahkan hal tersebut dianggap biasa dan lumrah saja. Oleh karena itu, yuk kita belajar beberapa cara mendidik anak di zaman now dengan sikap yang lebih manusiawi.


Pertama, Mengenalkan Arti Tindakan Berbagi Dengan orang lain

sumber : www.goole.com/2018
Seringkali nih kita mendapati orang tua yang sebenarnya pengen mengajarkan cara berbagai dengan orang lain dengan cara yang sedikit memaksa. Bahkan tak jarang melalui ucapan perintah yang cukup kasar.  Padahal ada langkah dan ucapan yang lebih berisi ajakan dan permintaan agar si anak mengerti dan mau berbagi dengan orang lain. Misalnya berbagi mainan, berbagi makanan, dan lain-lain. Jangan memaksa anak Posisikan anak layaknya teman yang bisa diajak untuk dapat memahami apa yang sebaiknya dilakukan. 

Kedua, Membangun Komunikasi Dialogis

Sumber : www.goole.com/2018
Kalau kita mencermati gambar diatas, kejadian tersebut seringkali kita temukan bukan?! banyak diantara kita yang mungkin masih sering memerintahkan anak untuk tidak menangis. Bukan tidak boleh, namun cara kita merespon atas tindakan anak ketika menangis yang perlu dibenahi. Misalnya dengan cara bertanya kepada anak sebagai bentuk komunikasi secara dialogis. Sehingga secara tidak langsung akan membantu anak untuk dapat mengindentifikasi perasaan dan faktor penyebab anak menangis.

Ketiga, Setiap Anak Itu Punya Potensi Berbeda, Jadi Jangan Suka Membanding-Bandingkan

Nah, hal lain yang sering dan kerap sekali dilakukan oleh orang tua ialah suka sekali membandingkan anak dengan anak orang lain. Rumput tetangga kelihatan lebih subur. Apa iya sih begitu?. Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki karakter, kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Oleh sebab itu, manusia itu unik karena memiliki variasi dan perbedaan satu dengan yang lainnya. Tumbuh kembang antara anak yang satu dengan yang lainnya jelas berbeda. Justru yang harus dilakukan ialah menemukenali potensi anak serta menghargai atas upaya yang ia lakukan. Ada anak yang menonjol dalam akademik, ada juga dari aspek psikomotorik. Karena disamping sebagai wujud penghargaan kita, hal tersebut menjadi salah satu cara untuk membangun kepercayaan diri sejak kecil.
Sumber : www.goole.com/2018
Keempat, Menegur Anak Pada Kesalahan dan Bukan Pada Pribadinya

Sumber : www.goole.com/2018
Seringkali kita juga menemukan tindakan orang tua yang yang sering melampiaskan emosi pada anak. Teguran seringkali disertai dengan cara membentak dengan kata-kata kasar. Sehingga secara tidak langsung akan membentuk pikiran yang tidak baik dalam diri anak. Padahal, memberi ruang dan kesempatan sangat diperlukan oleh anak untuk mampu membuat ia dapat mengidentifikasikan perilaku dan kesalahan yang telah dilakukan.


Nah,dari beberapa penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bukan, bahwa mendidik anak memang perlu ilmu dan pengetahuan. Perubahan yang terjadi sekarang ini menuntut para orang tua untuk peka juga terhadap berbagai hal baru yang terjadi. Termasuk ketika mendidik anak. 


Semoga manfaat :)