Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

MADING : Sarana Berekpresi dan Berkreasi

 

Majalah Dinding Dharma Wanita BPKP Bengkulu
                                           Mading Dharmawanita BPKP Bengkulu

Mendengar kata mading, kira-kira apa yang akan terlintas dalam benak kalian semua?

Mading merupakan singkatan dari majalah dinding. Bila kalian masuk ke era generasi y yang lahir pada periode 1980-1995 serta generasi z yang lahir antara 1995-2010, maka istilah mading tentu saja tidak asing di telinga. Saya ingat betul bahwa saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, guru bahasa Indonesia kerap memberikan tugas membuat majalah dinding secara berkelompok dengan berbagai tema yang dapat ditentukan, seperti : kesehatan, pendidikan, sosial, budaya dan lainnya. Tak jarang, saat itu saya dan teman-teman juga seringkali harus bekerjasama untuk membuat mading lantaran banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari artikel yang akan ditempel hingga pernak-pernik agar membuat mading terlihat menarik. Moment 17 agustusan pun seringkali dipakai oleh sekolah dalam menyelenggarakan perlombaan mading.  Hingga kemudian, seluruh mading yang ikut lomba akan dinilai serta mendapatkan hadiah.

Bread For Friends : Cerita Inspiratif Yang Bikin Hidup Makin Progresif.



"Kita tidak akan pernah bisa melihat dan menemukan celah sekecil apapun yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak mencintai kita. Jika kita menemukannya, yang rusak adalah mata hati kita."

"Seperti pergeralan tata surya, lakukanlah pergerakan terbaik dalam lintasanmu. Jika setiap orang melakukan hal yang sama, maka akan tercipta keharmonisan dan keselarasan hidup."

Dua kalimat inspiratif  diatas menjadi salah satu dari beragam kesimpulan kisah variatif yang akan membuat kamu merasa bahwa hidup itu punya arti, dan harus berarti untuk orang lain. Buku Bread for Friends yang ditulis oleh Lintong Somaremare ini memuat 50 cerita inspiratif agar hidup makin progresif. Buku ini terus terang cukup berkesan karena diberikan oleh seseorang yang bagiku memberikan banyak arti dan pelajaran. Dia seorang teman, yang sangat asyik diajak berdiskusi. Ide dan humor yang ia keluarkan memberikan kesan. 

Komunitas Jumat Berkah : Berbagi Untuk Menebar Manfaat

Sumber : Dokumentasi Komunitas Jumat Barokah
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).


Berbagi dan memberi merupakan dua istilah yang senantiasa akan menjadi hal yang berdampak besar dalam kehidupan. Kedua hal tersebutlah yang kemudian dilakukan oleh rekan-rekan dari Komunitas Jumat Barokah. Berawal dari adanya keinginan untuk berbagi dan memberi kepada orang yang membutuhkan, komunitas ini sendiri  selalu melakukan agenda rutin memberi makan nasi bungkus secara gratis pada orang-orang yang membutuhkan setiap hari Jumat. Kenapa jumat? seperti yang kita ketahui bersama, hari jumat adalah hari yang memang memiliki banyak berkah. Maka bila ingin bersedekah pun tak mengapa untuk memanfaatkan hari jumat sebagai ladang berkah pulaRelawan dari komunitas ini pun berasal dari mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta. Para mahasiswa secara sukarela membantu untuk memberikan makan kepada orang yang membutuhkan. 

Cagar Budaya Indonesia : Sarana Refleksi dan Proyeksi Sejarah

Candi Prambanan, Yogyakarta (Dok. Penulis)

          Pernahkah terbersit dalam pikiran kita semua? Bagaimana sebuah candi atau benteng serta beragam benda peninggalan sejarah dapat  dibangun sedemikian rupa di masa lampau, yang konon, teknologinya  sederhana dan tidak semaju seperti sekarang ini. Saya yakin pernah.Hal ini tidak heran karena kita sebagai manusia telah dibekali akal oleh Tuhan. Akal inilah yang menjadi dasar bagi kita untuk mempertanyakan sesuatu hingga berupaya mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Saya pribadi sebagai penulis, pernah berpikir dan dibuat terheran-heran dengan kemampuan para leluhur yang mampu membuat bangunan candi, benteng, klenteng hingga masjid yang hingga saat ini masih dapat dilihat oleh generasi penerus bangsa. 

Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Mahasiswa (LKTIM) Se-Sumatera Tahun 2019

📖LKTI 2019 SE-SUMATERA  📖
 
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Hidup Perempuan Indonesia!
Salam Sosiologi!
Saya Sosiologi!

Halo! Teman-teman mahasiswa SE-SUMATERA
Jurusan Sosiologi dengan
Bangga Mengadakan LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) 2019
Dalam Rangka
Ulang Tahun Jurusan Sosiologi Universitas Bengkulu ke-21
Dengan Mengusung Tema
*"Tantangan dan Solusi Inovatif Dalam Memecahkan Masalah Bangsa Guna Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Maju"* 
Yuk teman-teman, ikutin LKTI yang sangat penting ini!

Dengan harapan, mahasiswa dapat berlatih dalam hal ini menulis karya tulis ilmiah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

*PENDAFTARAN*
Gelombang I  : 10 September - 5 Oktober 2019
Gelombang II : 6 - 31 Oktober 2019

*BIAYA PENDAFTARAN*
Gelombang I : 10 September - 5 Oktober 2019 : Rp. 120.000,-/karya
Gelombang II : 6 - 31 Oktober 2019 : Rp. 150.000,-/karya
Transfer ke Rekening Bank 👉 a.n : Vikram Herawan
BRI : 167201001959537

Jadi, tunggu apa lagi?
Silahkan mendaftar teman-teman
Caranya tinggal isi formulir
👇👇👇

Kirim karya tulis dalam bentuk softcopy beserta scan kartu mahasiswa dan bukti pembayaran dengan subjek : LKTI_Nama Universitas_Nama Ketua_Judul Karya Tulis. Kirim Ke e-mail : [email protected]

Untuk info lengkap silahkan klik link berikut
👇👇👇

Ditunggu ide dan gagasan rekan-rekan semua !

STOP HIV/AIDS : Cegah Sebelum Terlambat

Sumber : radarsolo.jawapos.com
Orang dengan HIV AIDS memiliki hak yang sama dengan kita, berikanlah semangat kepada mereka, agar mereka kuat dalam menjalani hidup ini.

HIV AIDS merupakan singkatan dari Human Imunodeficiency Virus, yakni virus penyebab AIDS serta dapat melemahkan kekebalan tubuh dan menyerang sel darah putih. Lantas siapakah yang dapat tertular HIV AIDS ?

Mengembalikan Fungsi Mesjid Sebagai Pusat Aktivitas dan Peradaban

Mesjid Kubah Mas, Depok

Kalau ditanya, tempat mana yang paling enak buat nenangin diri, jawabanku adalah masjid.

Mengapa begitu?

Karena mesjid bisa dijadikan sebagai tempat merenung dan juga melakukan evaluasi diri. Apalagi kalau ketemu dengan masjid yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap. Bikin kita tambah betah berlama-lama, baik sekadar untuk istirahat sejenak ataupun membaca buku.Saat ini, bangunan mesjid yang kita temui sudah mengalami perubahan. Lihat saja, di kota-kota besar, mesjid sudah dibangun sedemikian kokoh, nyaman dan sejuk. Sehingga membuat para jamaah menjadi lebih enak dalam melangsungkan ibadah. Ketika tengah berpergian dan menuntut kita untuk singgah sholat di mesjid tertentu. Kita tentu akan memperhatikan mesjid itu bukan?! Baik dari ornamen bangunan, akses tempat wudhu, toilet termasuk mukena yang tersedia. Termasuk ketika saat ini keberadaan AC yang sudah banyak digunakan di masjid-mesjid yang ada di Kota Besar.  Jadi bikin nyaman dan sejuk situasinya. Memang sih, sebenarnya ibadah bukan soal udara sejuk maupun tidaknya, cuma kalau suasananya adem dan bikin nyaman,serta  ga gerah, itu bisa jadi bikin kita lebih enak beribadah, bukan?!

Mengoptimalkan Waktu Kebersamaan Dengan My Baby Boy

Cookies Dengan Rasa Ciamik
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Mengatur waktu adalah kunci utama untuk menjalankan peran ganda bagiku saat ini. Sebagai seorang istri, pekerja dan juga ibu. Mengapa? Ditengah kesibukan sebagai pekerja di ranah publik. Aku memiliki target untuk senantiasa mengoptimalkan waktu bersama dengan my baby boy. Kenapa begitu? Fase tumbuh kembangnya menjadi fase yang tidak bisa dilewatkan. Dan berusaha menghabiskan waktu bersama Arkana-my baby boy-menjadi suatu moment yang berharga yang sayang untuk dilewatkan. Terkadang aku menganggap bahwa bermain bersama arkana menjadi bentuk charge sekaligus sarana refreshing untukku. Soalnya bisa dibilang, pekerjaan kantor memang tidak ada habisnya untuk dituruti. Jujur nih, kadang aku merasa bersalah bila tidak pandai mengatur waktu untuk bermain bersama Arkana. 

Stop penyalahgunaan Narkoba Demi Masa Depan Generasi Bangsa


 


STOP PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Terus Berprestasi....Tanpa Frustasi
Bersama Kita Bisa

Slogan tersebut kiranya menjadi bagian kampanye penting yang senantiasa terus disosialisasikan secara luas. Bahkan permasalahan narkoba dikategorikan sebagai Transnasional Organized Crime yang melibatkan para pelaku dari lintas negara dan kewarganegaraan. Permasalahan mengenai narkoba memang tidak seperti kasus teroris yang sekali kejadian langsung booming. Meski demikian, kasus penyalahgunaan narkoba berdampaknya begitu masif dalam jangka panjang. Karena dapat merusak mental dan fisik generasi bangsa. 
Di tingkat dunia, kasus penyalahgunaan narkoba pun telah menduduki rangking ke 20 sebagai penyebab angka kematian dan menduduki  rangking ke 10 di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi, sebanyak 23 persen peredaran narkoba terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, Badan Narkotika Nasional Kota Bengkulu bekerjasama dengan dengan berbagai pihak untuk turut serta mensosialisasikan mengenai Penyalahgunaan NARKOTIKA kepada semua kalangan.  Salah satunya melalui kegiatan Diseminasi Informasi P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) yang diselenggarakan di grand Xtra Hotel Bengkulu yang bekerjasama dengan Blogger Bengkulu dan Komunitas Pemuda. Pada kegiatan tersebut, Kak Nuche yang merupakan salah seorang fasilitator dari BNN Bengkulu menjelaskan secara lengkap mengenai Narkotika. Yuk simak ulasannya berikut :

Sebenarnya apa itu narkotika itu?  

Peran Keluarga Dalam Membudayakan Sensor Mandiri di Era Teknologi Digital

Talkshow Sensor Budaya Sensor Mandiri
Dokumentasi Pribadi, 2018

The Moral Premise "Entertain, Educate,ELevate".
If You can get all three of those, you've got the Trifecta Going.
(Mel Gibson)"


Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan teknologi serta derasnya informasi menjadi satu tanda perubahan yang dapat kita rasakan sekarang ini. Pun demikian halnya dengan media tontonan yang mengalami fase perubahan dari masa ke masa. Pergeseran tidak hanya dirasakan dari media yang digunakan. Melainkan juga dari konten isi tontonan  kepada masyarakat. Kreativitas dan minat pasar menjadi salah satu indikator merebaknya berbagai tontonan yang hadir di tengah-tengah kita saat ini.
Kalau dulu nih, tontonan hanya dilakukan melalui media kotak bernama Televisi. Namun, sekarang, orang bisa menikmati berbagai tontonan dan film melalui gadget pribadi. Internet tidak dipungkiri memegang peran yang begitu penting. Hingga muncul perumpamaan kalau kuota internet seolah sudah menjadi barang kebutuhan primer. Hehehe.
Meski demikian, sisi lain yang turut berkembang ialah dampak dari tontonan yang dihasilkan begitu besar. Disamping dampak positif, keberadaan dampak negatif pun turut menyertai. Munculnya konten porno, berita hoax serta tontonan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma menjadi suatu hal yang tak terhindarkan. Oleh karenanya, salah satu hal penting yang dapat dilakukan ialah melalui budaya sensor pribadi di lingkungan keluarga.Bertepatan di hari Rabu, 26 September 2018 yang lalu, Lembaga Sensor Film bekerjasama dengan BloggerBengkulu mengadakan talkshow dengan tema yang menurutku sangat ciamik, yakni Budaya Sensor Mandiri di Lingkungan Keluarga

Kenapa jadi tema yang menurutku ciamik ?

Sebagai mama muda, tema ini begitu relevan bagiku. Terlebih saat ini, aku punya baby yang masuk kategori generasi alpha yang nantinya akan senantiasa bersingunggan dengan digital media. Seiring berjalannya waktu, dunia digital menjadi hal yang tidak lepas dengan masyarakat di masa mendatang. Sehingga kudu banyak cari tahu dan cari ilmu.
Nah, pada talkshow yang diselenggarakan oleh LSF yang berkerjasama dengan Blogger Bengkulu, hadir dua narasumber yang keren ilmu dan pengalamannya. Narasumber pertama ialah seorang ibu muda yang begitu produktif sekaligus founder dari Komunitas Blogger Bengkulu-Mbak Milda-begitu sapaannya. Sedangkan narasumber kedua ialah ibu Noor-selaku perwakilan dari LSF. Pada kesempatan tersebut, mbak Milda banyak berbincang mengenai Fase perubahan tontonan Di Indonesia. Sedangkan Bu Noor-selaku pihak LSF turut berbagi cerita dan pengalaman mengenai proses sensor serta mensosialisasikan secara langsung mengenai budaya sensor mandiri dalam keluarga. Acara yang digelar di Cafe Konakito ini dihadiri oleh lintas komunitas serta mahasiswa dari beberapa univiersitas di Bengkulu. Sebut saja, komunitas blogger, komunitas film serta mahasiswa dari UMB dan juga UNIB. Nah, lantas apa sih sensor mandiri itu? Yuk simak ulasan berikut.

Arah Pendidikan Tinggi dan Transformasi Masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0


Sumber : ibukotatvnews.com
Tahukah kalian bahwa saat ini kita tengah dihadapkan pada fase Revolusi Industri 4.0. ?

Nah, apa itu Revolusi 4.0 ? 

Istilah ini menjadi salah satu penanda bahwa kehidupan sosial dan masyarakat tengah dihadapkan pada kondisi disrupsi. Istilah disrupsi dapat diartikan sebagai kondisi perubahan yang terjadi secara mendasar dan fundamental. Salah satu perubahan tersebut ditandai dengan kehadiran teknologi.