"Kita tidak akan pernah bisa melihat dan menemukan celah sekecil apapun yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak mencintai kita. Jika kita menemukannya, yang rusak adalah mata hati kita."
"Seperti pergeralan tata surya, lakukanlah pergerakan terbaik dalam lintasanmu. Jika setiap orang melakukan hal yang sama, maka akan tercipta keharmonisan dan keselarasan hidup."
Dua kalimat inspiratif diatas menjadi salah satu dari beragam kesimpulan kisah variatif yang akan membuat kamu merasa bahwa hidup itu punya arti, dan harus berarti untuk orang lain. Buku Bread for Friends yang ditulis oleh Lintong Somaremare ini memuat 50 cerita inspiratif agar hidup makin progresif. Buku ini terus terang cukup berkesan karena diberikan oleh seseorang yang bagiku memberikan banyak arti dan pelajaran. Dia seorang teman, yang sangat asyik diajak berdiskusi. Ide dan humor yang ia keluarkan memberikan kesan.
Namun, karena mungkin kesibukan, perbedaan jarak yang cukup jauh membentang, membuat komunikasi jadi terhalang, hanya doa kebaikan saja yang bisa kupanjatkan untuknya. Buku ini menarik, di dalamnya kita akan dibawa oleh penulis untuk menyimak kisah-kisah yang luar biasa. Kita akan diajari untuk mendefinisikan arti pengorbanan, berteman dengan perubahan, memaknai rasa terimakasih, belajar mencintai yang terkasih, bersabar untuk menaham emosi, menerima dengan lapang dada beragam kritik dengan sikap dan tangan terbuka.
Tak lupa pula, kita dapat belajar mengasah keterampilan mendengar, bukankah kita diciptakan oleh Tuhan memiliki 2 telinga dengan hanya satu mulut. Artinya fungsi dua telinga yang diberikan, tentulah harus dimanfaatkan sedemikian rupa.
Sisi lain dari buku ini pun mengajarkan bersikap menghadapi kenyataan, dimana banyak orang disatu sisi bosan dengan rutinitas dan keadaan yang dijalani. Namun disisi lain, masih banyak diluar sana, orang ingin berada di posisi kita. Penulis juga memantik diri pembaca untuk mulai belajar memimpin. Bukankah setiap orang adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri.
"Anda dapat memimpin orang lain. Mulailah dengan memimpin kelompok terkecil. Mulailah dari memimpin diri sendiri." (hal 79).
Kesuksesan bukan hanya lahir dari individu, tetapi orang yang disebut sukses adalah ketika ia mampu membuat orang lain juga sukses bersama. Perihal pengalaman, Penulis juga mengajarkan bahwa pengalaman bukan dinilai dari lamanya melakukan suatu hal. Namun, sebenarnya dari apa yang sudah kita alami.
Sesungguhnya, sangatlah muda memadamkan lilin orang lain agar lilin kita menyala terang (hal.98)
Sepenggal kalimat di atas memberikan makna bahwa apa yang kita lakukan jangan sampai justru menjadi bom waktu untuk diri kita sendiri.
Kita harus selalu belajar mengkritisi cara kita memandang kehidupan yang luas ini. Jangan-jangan segala sesuatunya sempit karena kita salah memandangnya. (hal 139)
Hingga menutup rangkaian isi cerita penulis mencoba merangkai narasi mengenai harapan.
"Segala yang kita miliki bisa saja lenyap atau kita relakan lepas dari diri kita. Kecuali satu hal yang harus selalu ada, harapan. Jadi, kita harus selalu berharap. Kalau tidak, kita akan kehilangan kekuatan dalam hal apapun."
Tidak ada komentar
Terimakasih telah berkunjung Ke Blog Saya, rekan-rekan yang budiman (^_^)