Mengenali Potensi Wisata Bengkulu Lewat Festival Bumi Rafflesia 2018

sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Siang itu, sebuah postingan gambar terselip diantara keseruan percakapan yang terjadi di salah satu grup whatsapp-ku. Isinya tentang Festival Bumi Rafflesia 2018 yang nanti bisa kusingkat menjadi FBR. Jujur saja, kali pertama membaca postingan tersebut, aku sempat dibuat penasaran. Seperti apa sih acaranya nanti.  Kira-kira bakal seru ga sih? Serta beberapa pertanyaan lain yang menari-nari di benakku. Pasalnya, tahun lalu ada keinginan besar untuk hadir di acara serupa. Namun, saat itu masih dalam kondisi pemulihan pasca operasi sesar. Jadi hanya bisa nyimak ceritanya deh dari teman dan kerabat. Untuk memenuhi hasrat keingintahuanku, aku menyempatkan diri untuk cari tahu alias kepo lewat search engine tentang kegiatan yang bakalan diselenggarakan dalam event  Festival Bumi Rafflesia 2018 ini. Ada banyak agenda yang akan diselenggarakan selama acara. Jadilah, tekad untuk berkunjung ke Festival Bumi Rafflesia tahun ini bertambah kuat.


Poster Festival Bumi Rafflesia 2018
Kegiatan yang telah diselenggarakan kali ke-6 sejak 2013 ini merupakan salah satu event tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Tujuannya tentu saja untuk memperkenalkan potensi dan wisata yang ada di Bengkulu. Kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah maupun swasta memang mesti ada. Hal ini menurutku memang sangat penting. Kenapa? Biar sinergis dan ga jalan sendiri-sendiri. Karena kemajuan pembangunan itu kan perlu tugas bersama. Hehe

Berbagai inovasi dan kreatifitas Kembali dihadirkan pada fesival kali ini. Tahun ini Festival Bumi Rafflesia 2018 diselenggarakan selama 5 hari, terhitung sejak tanggal 19-23 Juli 2018 ini. Berbagai kegiatan menarik dalam kurun waktu 5 hari ini  sayang sekali untuk dilewatkan. Sederet acara tersusun manis, mulai dari Festival Kopi, Festival Kuliner seperti Pendap dan kalamansi (makanan dan minuman khas Bengkulu), Kompetisi Seni Lukis, Pagelaran Seni Budaya, Kampung Besurek, Arasemen Lagu Daerah, Bengkulu Etnik Musik dan lain-lain. Ada pertunjukan seni dol hingga tampilan ragam kostum batik yang cetar, unik dan apik. Serta ada penampilan band kapten dari Jakarta untuk menghibur masyarakat Bengkulu semua. Festival Bumi Rafflesia ini diikuti oleh sekitar 12 Pemkab/Pemkot Se-Bengkulu, 6 instansi/Badan/Kementerian Kabinet Kerja, 3 BUMN/BUMD/Perbankan dan 6 pihak swasta/UKM, serta 2 pihak Pemrov/Pemkot/Pemkab Se-Indonesia.Buanyakk bukan?!

Ohya, dalam kegiatan ini juga ada lomba foto dan Lomba Blognya juga loh. Nah, dari beragam event yang ada, potensi budaya dan pariwisata serta industri kreatif harus terus di apresiasi. Termasuk keikutsertaan anak-anak muda Bengkulu dengan berbagai komunitasnya. Konon nih, kemajuan suatu daerah bisa dilihat dari peran besar anak mudanya, loh.

Nah, kita lanjut ya....

Pembukaan Festival Bumi Rafflesia 2018 berlangsung dengan lancar. Kegiatan seremonial  menjadi petanda dimulainya kegiatan ini. 

Salah Satu Stand Kegiatan Di Festival Bumi Rafflesia 2018
Dokumentasi Pribadi, 2018
Aku sendiri dapat berkunjung di hari kedua setelah beraktivitas seharian di kampus. Estimasi waktu perjalananan menggunakan motor menuju ke area Festival Bumi Rafflesia yang berlangsung di Area Sport Center, Pantai Panjang kuperkirakan sekitar 15 menit dari Kampus Universitas Bengkulu. Bisa lebih cepat, bisa juga lebih lambat. Tergantung pengendara dan keramaian :)
Sport center, Pantai Panjang dipilih karena area ini begitu luas untuk menyelenggarakan  event tahunan ini. Ditambah lagi, lokasinya strategis karena berdekatan dengan pantai panjang bengkulu plus dekat dengan Bengkulu Indah mall (BIM). Jadi, banyak orang yang sekadar lewat ataupun refreshing sembari melakukan aktivitas seperti main sepeda, basket dan lain-lain.


Suasana Jalan dekat Sport Center, Bengkulu
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Aku sengaja memilih untuk lewat jalur kawasan pingir pantai menuju lokasi lantaran bisa mempersingkat waktu. Ketika memasuki arena Sport Center, parkiran terasa jauh lebih nyaman dan rapi. Mengapa begitu? sport center sudah berbenah. Ada tembok pembatas yang mengelilingi area ini. Jadi parkiran bisa masuk ke area dan para pengunjung tidak sembarangan meletakkan kendaraannya. Ada 3 spot area yang digunakan dalam FBR kali ini.

Pertama, Panggung utama yang terletak di sisi timur area kegiatan. Kemudian spot tengah yang terdiri dari bangunan tenda-tenda putih yang didesain untuk ruang pameran dari berbagai instansi dan UKM yang ada di Provinsi Bengkulu. 
Stand Festival Kopi di Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Sedangkan spot terakhir yang terletak di sisi barat Sport Center telah ditata menjadi area nongki alias nongkrong santai. Disana disediakan tempat duduk yang dilengkapi dengan panggung. Plusnya lagi, di sisi kanan kiri diapit oleh stand kopi dan kuliner yang berjejer rapi. Kita bisa menikmati berbagai pilihan minuman kopi yang tersedia sembari menikmati acara yang digelar di panggung. 
Para pecinta kopi pun bisa membeli dan mencicipi kopi-kopi yang telah dikemas dan dijual di area tersebut. Kopi-kopi tersebut berasal dari UKM yang ada di Provinsi Bengkulu. Jenis kopi yang dijual pun beragam, mulai dari Kopi Luwak, Kopi Robusta dll. Dari sini juga kita bakalan tahu bahwa Kopi bengkulu gak kalah enak dengan kopi lainnya di nusantara loh. 


Stand Penjualan Kopi di Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Dan ketika kali pertama datang, aku berkunjung ke area spot barat ini. Banyak orang yang duduk santai sembari menikmati sajian kopi dan makanan ringan. Saat itu perut sedikit keroncongan, jadilah aku menyempatkan diri membeli ayam geprek yang di display oleh salah satu stand. Lumayan untuk bekal energi, muterin area pameran.
Tempat Nongkrong sembari Kulineran di Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018


Sisi artistik yang menonjolkan ke khasan Bengkulu sudah tampak ketika pengunjung akan masuk. Pintu masuk menuju ruang stand didesain menyerupai Bunga Rafflesia Arnoldi. Lucu, menarik dan menggemaskan. Bisa jadi spot foto-foto yang cukup instagramable nih (Heheh). 
Pintu Masuk ke Ruang Pameran Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
 Jadwal buka festival ini dimulai dari pukul 10.00 hingga pukul 21.00 WIB. Perlu diketahui, masuk ke sini gratis gak bayar loh. Nah, di sisi kiri salah satu pintu masuk, kita akan melihat stand dari KPU, disana kita bisa memperoleh beragam informasi mengenai tata cara pelaksanaan pemilu. Apalagi 2019 nanti kita bakalan mengadakan hajatan demokrasi lewat pemilu presiden dan wakil rakyat lainnya.
Stand Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bengkulu 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Ketika memasuki ruangan, kita akan melihat berbagai stand yang terdiri dari Instansi dan UKM yang ada di Provinsi Bengkulu. Seperti instansi RSUD M. Yunus, selain profil mengenai RS. M. Yunus, stand ini menyediakan fasilitas gratis berupa mengukur tekanan darah, gula darah, kolesterol, asam urat serta pelayanan gizi dan konsultasi dokter. Dan dapat informasi nih, Stand RS M. Yunus mendapatkan predikat sebagai stand terbaik dalam event ini. 


Suasana Pameran Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018


Stand RSUD M.Yunus jadi Stand Terbaik FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Selanjutnya, mataku terus saja melirik ke kanan kiri sembari celingukan lantaran penasaran dengan stand-stand yang ada. Banyak hal baru yang bisa kita dapatkan bila berkunjung ke stand-stand tersebut, loh. 
Stand Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Stand BPJS Kegiatan di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
 Misal nih, ketika gak sengaja aku mampir ke stand BMKG Provinsi Bengkulu. Ada alat menarik yang di display oleh mereka. Usut punya usut, alat itulah yang menjadi pendeteksi gempa. Sebagai masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana gempa bumi seperti Bengkulu, Informasi seputar bencana gempa bumi yang disediakan BMKG menjadi sangat penting untuk diketahui bersama. 
Alat Pendeteksi Gempa yang di tampilkan oleh BMKG di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Berdasarkan penjelasan dari staff BMKG, alat tersebut ditanam di bawah tanah dengan bunker khusus. Nah, pas ada gempa, getarannya akan langsung tergambar dan connect ke layar komputer. Dia mencontohkan cara kerja alat tersebut dengan mencoba menggebrak meja. Nah, getaran yang dihasilkan langsung berubah. Muncul garis turun naik berbentuk gelombang di layar laptop. Semula garis berbentuk gelombang tersebut terlihat stabil namun tiba-tiba berubah karena getaran yang berasal dari gebrakan meja tadi. 

Setelah mendapatkan banyak penjelasan, aku pun diminta untuk dapat mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh BMKG. Kuesionernya berisi masukan dan harapan atas pelayanan mereka. Di sela-sela mengisi malah menyempatkan foto bersama dengan para pengunjung lain. Hahah, jadi nambah sodara nih ceritanya. Setelah selesai mengisi kuesioner dapat souvenir menarik dari BMKG juga.
Kuesioner dan Souvenir dari BMKG di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Perjalananan pun berlanjut, mataku tak berhenti lirik kanan kiri. Memasuki beberapa stand. Kuamati beragam informasi yang tersedia di masing-masing stand. Mereka menyediakan booklet, profil dan lain sebagainya untuk dapat dibaca. Langkahkupun mendarat di stand RRI Bengkulu. Secara kebetulan, aku bertemu Intan, salah satu teman di Komunitas BOBE.  Dia merupakan salah satu penyiar bersuara merdu di RRI Bengkulu.:) Dengan antusias, intan menyapa dan mempersilahkanku untuk mencoba kursi penyiar. 
Bergaya Ala Penyiar di Stand RRI pada FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Pose sambil bawa souvenir kipas RRI bersama Intan (Penyiar RRI) di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Rasanya cukup aneh dengan kursi, mikrofon, laptop dan peralatan pemutar lagu di depan mata. Jadi ngerti nih, kalau siaran, semua anggota tubuh ikut  bergerak. Mulai dari tangan untuk mengotak atik laptop, telinga untuk mendengar dan mulut yang bersuara untuk siaran. Salut deh buat dek Ntan dan teman-teman penyiar lainnya. Nah, setelah mendapatkan penjelasan, gak lupa ngeksis dulu biar berasa kayak penyiar nih. Gak lupa juga foto bareng sama penyiar manis kita.


Stand DPMTSP di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Selanjutnya, aku bertandang ke DPMTSP Provinsi Bengkulu. Sekadar menyapa, lantaran aku punya pengalaman mengurus surat izin penelitian disana. Akupun mengapresiasi pelayanan mereka yang sudah baik dan ramah. Serta terus dapat menjaga dan meningkatkan pelayanan mereka.


Spot Kampung Batik di ruang Pameran FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Perjalanan berlanjut ke area pusat pameran. Disana kita akan melihat spot khusus bernama Kampung Batik Besurek. Kita bisa melihat langsung para pengrajin batik besurek sedang melilin kain. Disisi kanan dari pintu masuk telah diisi oleh display kain besurek yang siap dijual kepada konsumen. 
Beragam motif dan Jenis Kain Besurek dalam Pameran FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Sedangkan disisi kiri dari pintu masuk terpasang pameran lukisan para seniman yang keren abis. Semuanya bertema tentang Bengkulu. Ada yang melukis tentang Bunga Rafflesia, batik besurek, serta beberapa lokasi wisata. Nah, bagiku goresan kuas dari para pelukis itu penuh dengan nilai dan unsur seni. Berasa jadi kurator seni lukisan nih. Hehhe. Ada satu lukisan menarik yang cukup mencuri perhatianku. Disitu ada lingkaran waktu dengan padu padan bunga rafflesia. Nih lukisan berasa ingin bercerita mengenai perjalanan waktu yang terus berubah. Perubahan menjadi semacam keniscayaan. 
Salah satu lukisan di Pameran Lukis Pada Ajang FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018

Pameran Lukisan di Ajang Festival Bumi Rafflesia 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Setelah cukup puas menikmati lukisan, aku bergeser menuju ke stand aneka bros cantik dan aksesoris. Niatnya sih mau lihat-lihat saja. Tapi akhirnya kepicut buat beli 3 bros cantik. Muncul nih naluri perempuannya untuk tampil cantik. Dering telepon menyadarkanku untuk segera bergegas pulang. Akhirnya, kunjungan ke beberapa stand lainnya kuniatkan di hari berikutnya.
Bros dan Aksesoris Cantik dalam FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Seperti yang sebelumnya kuniatkan. Akhirnya, aku kembali berkunjung ke Festival Bumi Rafflesia 2018. Saat itu, kebetulan juga bertepatan dengan Kegitan milad ke 2 Blogger Bengkulu yang diselenggarakan di stand sisi barat area Festival Bumi Rafflesia 2018
Acara Milad Blogger Bengkulu yang ke 2
sumber :  Dokumentasi Pribadi, 2018
Selepas acara aku pun menyempatkan kembali berkunjung ke beberapa stand yang belum sempat dikunjungi. Salah satunya ke stand seperti dari stand Rumah Sakit Jiwa Soeprapto Bengkulu. Nah, disana petugasnya memberitahu bahwa ada layanan tes psikologis untuk mengetahui tingkat ke stressan kita. Kita yang tergolong normal bisa mengetahui tingkat ke-stressan juga loh. Disamping itu, mereka pun memajang hasil karya para pasien di RSJK yang juga untuk dijual.

Suasana di stand RSJK Soeprapto, Bengkulu di FBR 2018
sumber : Dokumentasi Pribadi,2018

Hasil karya pasien RSJK Soeprapto Bengkulu
sumber :  Dokumentasi Pribadi, 2018
Jadi kesimpulanku, rumah sakit jiwa tidak melulu diidentikkan dengan pelayanan keadaan jiwa yang terganggu mentalnya. Tapi juga melayani konsultasi psikologis bagi yang membutuhkan.

Setelah selesai, itu aku pun mulai celingukan lagi, eh tiba-tiba, seorang anak muda yang merupakan bagian dari panitia menawarkan Keripik Sayur. Nih keripik merupakan oleh-oleh Khas Curup, Rejang Lebong. Lumayan buat cemilan saat nulis. Heheh.
Keripik Sayur oleh-oleh khas Rejang Lebong
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Nah, secara tidak sengaja aku pun bertemu dengan dua orang sobat lama (Mbak Ria dan Ambar). Mereka merupakan bagian dari GENPI (Generasi Pesona Indonesia). Tak lupa aku berfoto di spot Generasi Pesona Indonesia bersama keduanya. Meski jarang bersua, silaturahmi insyaallah semoga senantiasa terjaga.
Ketika hendak pulang, aku pun menyempatkan diri untuk mampir ke stand Institus Agama Islam Negeri Bengkulu. Letak stand ini diluar ruangan, dekat parkiran. Kupikir sekalian pulang, ya tidak ada salahnya mampir. Disana dapat info soal saham yang kini bisa menjangkau masyarakat luas. Dengan membayar uang Rp 100.000,- kita udah bisa punya saham, loh. Informasi ini aku dapatkan dari salah satu penjaga stand yang merupakan pegawai dari Fakultas Ilmu Ekonomi Bisnis Islam, IAIN Bengkulu. DItambah lagi,ia mempromosika produk makanan khas buatan mahasiswa yang dikemas menjadi kerupuk berbahan baku tulang ikan tenggiri. Rasanya lumayan enak. Aku udah cobain sendiri produknya.
Penulis berada di Stand IAIN Bengkulu dan mencicipi produk Kerupuk Ikan Kulit Tenggiri
sumber :  Dokumentasi Pribadi, 2018
Event ini pun ditutup pada Senin, 23 Juli 2018 oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Rusdi di Sport Center, Pantai Panjang, Bengkulu. Beliau pun menjelaskan bahwa Provinsi Bengkulu sudah saatnya menjadi destinasi yang berdaya saing serta dapat menjadi pilihan para wisatawan domestik maupun luar negeri. Ibarat kata, kita gak bisa lagi hanya jalan di tempat, udah harus lari dan memperbaiki kecepatan lari (hehehe). Tak lupa juga kalau diakhir kegiatan para pemenang lomba pun diumumkan beberapa kategori Lomba seperti Stand Terbaik, Lomba Gambar dan Lomba Kopi. Untuk Lomba Kopi nih, yang dipanggil merupakan para barista yang ciamik dalam meracik dan menyajikan kopi agar dapat dinikmati oleh para pencinta kopi.

Melalui beragam kegiatan dalam Festival Bumi Rafflesia ini, Dinas berharap agar pariwisata Bengkulu semakin bisa dikenal di kancah nasional bahkan Internasional. Nah gaes, penting dicatat, kalau bukan kita nih, siapa lagi yang bakal mendukung dan mempromosikan potensi wisata Bengkulu. Kita bisa bantu share konten positif tentang bengkulu agar semakin dikenal dan memiliki citra positif bagi kalangan luar. Boleh dengan tulisan, video dan lain sebagainya yang dikemas secara apik. Sehingga berbagai video dan liputan yang bereda dapat memperkenalkan potensi dan citra yang baik mengenai Bengkulu. Yuk, kita simak sekilas liputan dari salah satu stasiun TV swasta tentang Festival Bumi Rafflesia 2018.


Buat kalian yang belum berkesempatan hadir, jangan khawatir. Kegiatan ini masuk dalam Kalender Of Event Bengkulu, jadi insyallah bakalan ada Festival Bumi Rafflesia 2019 mendatang. Dengan inovasi yang lebih kreatif. Dengar kabar sih, bakalan kerjasama dengan CEO dari Singapura. 
Mari, Kita dukung berbagai event dan kegiatan untuk memajukan Bengkulu menuju Wonderful Bengkulu 2020. Serta berharap event ini masuk ke dalam target 100 Wonderful Indonesia. 

Tulisan ini disertakan pada Lomba Blog Festival Bumi Rafflesia Bersama Blogger Bengkulu dan Cari Bengkulu

1 komentar

  1. Isi pameran seringnya menarik tapi karena pengunjung malu bertanya jadi pas mampir.. cuma lewat ehehe

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung Ke Blog Saya, rekan-rekan yang budiman (^_^)