Festival Tabot : Perayaan Tradisi Menyambut Muharam di Bengkulu

sumber : Turisian.com

Salah satu tradisi yang terkenal di Bengkulu ialah Tabot. Tradisi ini senantiasa dilakukan setiap tanggal 1-10 Muharam. Hingga kemudian, tradisi ini masuk sebagai event perayaan dalam kalender kepariwisataan Bengkulu. Sebagai perayaan yang telah diwariskan secara turun temurun, tradisi ini telah mengalami berbagai proses akulturasi budaya. Akulturasi didefinisikan sebagai adanya perpaduan budaya asal dengan budaya lokal tanpa menghilangkan masing-masing unsur budaya. Bila menapak tilas sejarah, tradisi ini merupakan simbol kepahlawanan cucu dari Nabi Muhammad Saw yang bernama Hasan dan Husein yang wafat dalam suatu peperangan di gurun Karbala, Irak. Dalam sejarah tertulis bahwa tradisi ini telah dibawa sejak lama oleh para tukang yang didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Benggali  di bagian selatan India, hingga kemudian tradisi ini diwariskan kepada anak cucu mereka yang kemudian mengalami asimilasi dengan orang Bengkulu. Lantas, warga yang telah mengalami asimilasi tersebut dikenal dengan sebutan orang Sipai. Tradisi tabot sebagai perayaan peringatan kematian Hasan dan Husein lantas setiap tahun diperingati hingga saat ini. 

Wisata Kemilau Desa Surau


Suasana Masuk Menuju Desa Surau

Kalian boleh sepakat ataupun tidak bila ada pernyataan bahwa desa merupakan salah satu kawasan alternatif berwisata saat ini. Mengapa demikian? tentu saja alasannya karena, desa banyak menawarkan pengalaman berwisata yang berbeda dari kota. Desa tidak lagi dianalogikan sebagai kawasan tertinggal. Malahan saat ini banyak juga desa wisata baru yang bermunculan bahkan dikategorikan sebagai desa kaya dengan banyak sekali potensi wisata. Salah satu desa yang akan diceritakan pada tulisan ini adalah Desa Surau. Ketika kalian mendengar kata Surau, tentu saja kata ini menjadi tidak asing ditelinga. Surau sendiri berarti musala kecil atau langgar (tempat orang menunaikan ibadah shalat). Nama Surau sendiri memang berarti musala, karena dulunya tempat ini memang memiliki surau atau musala yang dibangun di kantor desa saat ini. Namun karena penduduk yang semakin bertambah, maka bangunan Surau tersebut berubah fungsi menjadi kantor desa. Sedangkan untuk ibadah shalat, maka penduduk sudah membangun sebuah masjid yang letaknya juga tidak jauh dari balai desa. Jika kalian bertanya, apa potensi desa ini? maka jawabannya banyak, diantaranya : 

Tips Merawat Tenun dan Motif Batik Cual Khas Bangka


Sumber : infobudaya.net

Sebagai salah satu warisan budaya yang berasal dari Pulau Bangka Belitung, tenun cual pun memerlukan perawatan agar tenun tidak rusak dan tetap awet untuk digunakan. Nah berikut adalah tips dalam merawat tenun cual serta batik motif cual agar tetap awet :

Tenun Cual : Warisan Khas Bangka Yang Mempesona


Brosur Maslina Tenun Cual, tahun 2022

Pernahkah mendengar Tenun Cual? Bagi sebagian orang mungkin Tenun Cual terasa asing, namun bagi sebagian besar pecinta tenun, Cual tentu menjadi salah satu tenun yang dianggap memiliki nilai historis dan budaya. Perlu diketahui, tenun cual merupakan tenun yang cukup terkenal di Pulau Bangka Belitung. Secara histori, menenun cual merupakan aktivitas perempuan bangsawan Muntok, Bangka Barat, yang dikenal dengan Keturunan Ence  Wan Abdul Haiyat di Kampung petenon, pada abad 18.  Semula cual merupakan kain adat Muntok yang berarti celupan awal pada benang yang akan diwarnai. Tenun cual merupakan perpaduan antara teknik sungkit dan tenun ikat. Namun yang menjadi ciri khasnya adalah susunan motif menggunakan teknik tenun ikat. Jenis motif tenun cual antara lain : susunan motif bercorak penuh (Penganten Bekecak), dan motif ruang kosong (Jande Bekecak). Bila ditinjau dari fungsi sosial, maka tenun cual pada dasarnya sebagai pakaian kebesaran lingkungan  bangsawan muntok, pakaian pengantin, dan pakaian hari besar Islam dan acara adat lainnya, sebagai hantaran pengantin ataupun mahar yang langsung menggambarkan status sosial (pangkat dan kedudukan) seseorang pada masa itu. 

Menikmati Pesona Air Terjun Kemumu, Bengkulu Utara

 

Pintu Masuk Objek Wisata Air Terjun
Dokumentasi Pribadi, 2022

Keinginan untuk menyusun rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat bersama dengan rekanku, Mba Anti akhirnya membawa kami melakukan perjalanan ke Air Terjun Kemumu atau yang dikenal dengan Palak Siring Kemumu di Bengkulu Utara. Dipilihnya Kemumu tentu beralasan, hal ini karena Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tempat kami bekerja menghimbau agar kegiatan pengabdian masyarakat dapat dilakukan disalah satu dari dua tempat yang ditawarkan, yakni Desa Rindu Hati yang berada di Bengkulu Tengah atau di  Desa Kemumu yang berada di Bengkulu Utara. Pilihan jatuh kepada Desa Kemumu lantaran kami sendiri memang belum pernah ke lokasi secara langsung. Saat itu, selain bersama Mba Anti, aku mengajak suami dan anak ditambah satu mahasiswa Mba Anti yang memang berasal dari Kawasan sekitar Kemumu. Kami berangkat dari kota Bengkulu sekitar pukul 09.00 pagi dengan menggunakan mobil pribadi, waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam. Perjalanan cukup santai, kami pun menyempatkan untuk beristirahat di argamakmur yang merupakan ibukota kabupaten Bengkulu Utara. Ketika menuju Kemumu, mata serasa dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah dan gunung yang menjulang. Rasanya sayang jika situasi tersebut tidak diabadikan. Dengan Teknik foto yang masih seadanya, kami bergantian mengambil gambar satu persatu melalui handphone.