Paradigma Baru Cara Mendidik Anak


sumber : Pixabay.com
Disamping sebagai anugerah, kehadiran anak merupakan amanah yang diberikan Tuhan kepada kita selaku orang tua. Oleh karena itu, sudah sepantasnya, kita perlu memperlakukan anak dengan sikap yang baik dan manusiawi. Kenapa   begitu? soalnya saat ini, sering kali kita dengar berbagai kasus  kekerasan dan tidak senonoh terjadi pada anak. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua tentu saja kita perlu bekal dan ilmu dalam mendidik anak.Jangan sampai ketidaktahuan kita menjadi bumerang bagi kita sendiri. Apalagi ditengah perubahan zaman yang semakin maju seperti ini. Cara mendidik pun tentu saja mengalami pergeseran. Kalau dengar cerita dulu nih, kekerasan secara fisik menjadi salah satu pilihan dalam mendidik anak. Plus ditambah lagi kekerasan secara verbal. Bahkan hal tersebut dianggap biasa dan lumrah saja. Oleh karena itu, yuk kita belajar beberapa cara mendidik anak di zaman now dengan sikap yang lebih manusiawi.


Pertama, Mengenalkan Arti Tindakan Berbagi Dengan orang lain

sumber : www.goole.com/2018
Seringkali nih kita mendapati orang tua yang sebenarnya pengen mengajarkan cara berbagai dengan orang lain dengan cara yang sedikit memaksa. Bahkan tak jarang melalui ucapan perintah yang cukup kasar.  Padahal ada langkah dan ucapan yang lebih berisi ajakan dan permintaan agar si anak mengerti dan mau berbagi dengan orang lain. Misalnya berbagi mainan, berbagi makanan, dan lain-lain. Jangan memaksa anak Posisikan anak layaknya teman yang bisa diajak untuk dapat memahami apa yang sebaiknya dilakukan. 

Kedua, Membangun Komunikasi Dialogis

Sumber : www.goole.com/2018
Kalau kita mencermati gambar diatas, kejadian tersebut seringkali kita temukan bukan?! banyak diantara kita yang mungkin masih sering memerintahkan anak untuk tidak menangis. Bukan tidak boleh, namun cara kita merespon atas tindakan anak ketika menangis yang perlu dibenahi. Misalnya dengan cara bertanya kepada anak sebagai bentuk komunikasi secara dialogis. Sehingga secara tidak langsung akan membantu anak untuk dapat mengindentifikasi perasaan dan faktor penyebab anak menangis.

Ketiga, Setiap Anak Itu Punya Potensi Berbeda, Jadi Jangan Suka Membanding-Bandingkan

Nah, hal lain yang sering dan kerap sekali dilakukan oleh orang tua ialah suka sekali membandingkan anak dengan anak orang lain. Rumput tetangga kelihatan lebih subur. Apa iya sih begitu?. Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki karakter, kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Oleh sebab itu, manusia itu unik karena memiliki variasi dan perbedaan satu dengan yang lainnya. Tumbuh kembang antara anak yang satu dengan yang lainnya jelas berbeda. Justru yang harus dilakukan ialah menemukenali potensi anak serta menghargai atas upaya yang ia lakukan. Ada anak yang menonjol dalam akademik, ada juga dari aspek psikomotorik. Karena disamping sebagai wujud penghargaan kita, hal tersebut menjadi salah satu cara untuk membangun kepercayaan diri sejak kecil.
Sumber : www.goole.com/2018
Keempat, Menegur Anak Pada Kesalahan dan Bukan Pada Pribadinya

Sumber : www.goole.com/2018
Seringkali kita juga menemukan tindakan orang tua yang yang sering melampiaskan emosi pada anak. Teguran seringkali disertai dengan cara membentak dengan kata-kata kasar. Sehingga secara tidak langsung akan membentuk pikiran yang tidak baik dalam diri anak. Padahal, memberi ruang dan kesempatan sangat diperlukan oleh anak untuk mampu membuat ia dapat mengidentifikasikan perilaku dan kesalahan yang telah dilakukan.


Nah,dari beberapa penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bukan, bahwa mendidik anak memang perlu ilmu dan pengetahuan. Perubahan yang terjadi sekarang ini menuntut para orang tua untuk peka juga terhadap berbagai hal baru yang terjadi. Termasuk ketika mendidik anak. 


Semoga manfaat :)

Hidangan Lebaran Praktis Bersama Pat-Pat Ketupat Mini

Sumber : uprint.id
Jalan-jalan Ke Pasar kediri
Membeli Soto dan Juga teri
Ingat Lebaran Moment Yang Fitri
Tempat Kita Meraih Kemenangan sembari Silaturahmi

Di indonesia,tradisi mudik menjelang lebaran merupakan salah satu budaya yang akan kita lihat tiap tahunnya. Mudik sudah menjadi tradisi. Nah, menariknya fenomena ini tidak ditemui di negara manapun. Disamping dimaknai sebagai hari kemenangan, lebaran merupakan salah satu moment berkumpulnya seluruh keluarga. Meksipun begitu banyak energi, biaya dan waktu yang dikorbankan. Bayangkan saja, kita mesti antri ribuan kilometer untuk memasuki kapal, belum lagi kalau macet parah selama perjalanan. Namun, itu semua terbayar sudah ketika kita bertemu dengan sanak famili dan keluarga besar yang lain. 

Aku masih membayangkan, ketika menikmati moment takbir keliling yang dilakukan para pemuda dan anak-anak di kampung halamanku saat menjelang lebaran. Tua muda semuanya berkumpul bersama melafazkan Takbir dengan sukacita. Tak lupa, menelpon sanak famili yang kebetulan tak bisa hadir, untuk sekadar saling mengucap maaf dan selamat. Rasanya tidak terbayar oleh apapun. Karena moment-moment indah tersebut tidak setiap hari terjadi. Jadi sayang sekali bila dilewatkan.

Yuk, Salurkan Hak Suara Kita Pada Pemilu 27 Juni 2018 di Kota Bengkulu !

sumber : tribunnews.com
Pemilu merupakan salah satu wujud eksistensi dari negara yang menganut sistem demokrasi. Kedaulatan dan partisipasi rakyat menjadi aspek yang dijunjung tinggi. Tujuannya untuk memilih pemimpin yang diharapkan mampu menyalurkan aspirasi dan suara rakyat  guna menciptakan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, responsif dan efektif (effective goverment), serta mampu mengembangkan civil society dalam masyarakat itu sendiri.
Secara legalitas hukum, pemilu telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 serta berbagai peraturan lainnya yang terkait dan telah disahkan. Dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat 3 telah dinyatakan bahwa “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,dan kota memiliki dewan perwakilan rakyat daerah yang anggota anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.”
Aturannya lainnya mengenai pemilu diatur juga dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Agar pesta demokrasi ini dapat berlangsung lancar maka pemilu memiliki asas yang perlu dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat. Asas tersebut ialah Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil serta disingkat menjadi LUBER JURDIL.

Istri Sholehah : Mutiara Tak Ternilai Harganya

Sumber : pixabay.com
Setiap wanita yang berstatus sebagai seorang istri, tentunya punya segudang pengalaman dan cerita berbeda dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Tak terkecuali diriku yang telah menyandang gelar sebagai istri. Di awal pernikahan, hidup dengan seorang laki-laki yang baru saja kukenal dan menjadi suamiku saat ini, tentunya banyak sekali tantangan yang harus di hadapi. Mulai dari pikiran, aktivitas, sikap dan tindakan yang berbeda diantara kami. Semuanya memang perlu adaptasi. Saling memahami menjadi salah satu kunci. 

Arah Pendidikan Tinggi dan Transformasi Masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0


Sumber : ibukotatvnews.com
Tahukah kalian bahwa saat ini kita tengah dihadapkan pada fase Revolusi Industri 4.0. ?

Nah, apa itu Revolusi 4.0 ? 

Istilah ini menjadi salah satu penanda bahwa kehidupan sosial dan masyarakat tengah dihadapkan pada kondisi disrupsi. Istilah disrupsi dapat diartikan sebagai kondisi perubahan yang terjadi secara mendasar dan fundamental. Salah satu perubahan tersebut ditandai dengan kehadiran teknologi.