Jadi Blogger : Mengapa Tidak?!


Ngeblog?
Gabung Komunitas Blogger?
Jadi Blogger?


Istilah-istilah tersebut yang membersamai hidupku sekitar setengah tahun kemarin. Berawal dari ajakan seorang sahabat-Mbak Ida-untuk bergabung dalam sebuah komunitas blog. Kusapa ia begitu. Sosok insipiratif yang  yang telah kuanggap sebagai guru sealigus patner kerja yang baik.
“Ka, mau gabung grup komunitas Blog ? nanti aku tambahkan jadi anggotanya,“ujarnya kala itu.
Sebagai seorang pendidik yang menggemari dunia literasi. Dengan cepat aku mengiyakan saja.Bukankah itu merupakan hal yang positif.
“Baiklah, Mbak Ida,”jawabku kala itu.
Selang tak berapa lama dari ajakan itu, sebuah grup muncul di aplikasi whatsapp-ku. Tertulis disitu Grup Blogger Bengkulu. 


Sebagai anggota baru, etika sopan tetap kukedepankan. Lazimnya ketika ditambahkan menjadi anggota baru dalam sebuah grup di media sosial, aku memperkenalkan diri. Kuperkenalkan diriku pada anggota grup lainnya. Beberapa ucapan sambutan muncul satu persatu dari para anggota yang lainnya.
Untuk diketahui, anggota dari grup ini pun lintas usia. Ada yang merupakan mahasiswa, guru, ibu rumah tangga,penyiar, wartawan dan lain sebagainya. Aku cukup takjub dengan grup ini. Berbeda dari kebanyakan grup yang aku jalani. Grup ini begitu aktif. Hampir setiap hari ada chat-chat baru dari para anggotanya. Perbincangan yang terjadipun mengalir dan saling bersambut. Topik yang dibahas pun sangat beragam. Mulai dari masalah blog, hingga kegiatan dan event menarik yang dapat diikuti oleh para anggotanya. Bayangkan saja, bila tidak membuka hp dalam hitungan hari, sudah dipastikan akan ada  ratusan chat yang belum terbaca. Aku sendiri pernah mengalaminya.Ketika itu aku tengah menjalani persalinan kala itu, ada ratusan chat yang tertunda untuk dibaca setelah seminggu kemudian membuka handphone.
Ilmu tentang blog sendiri memang begitu luas. Sebagai seorang pemula, banyak hal di dunia blog yang mesti dipelajari dengan seksama. Aku pun meraba dan mempelajari dengan pelan dan bertahap. Pada awalnya dulu, sempat terlintas dalam pikiran bahwa blog semata-mata  hanya digunakan sebagai sarana curhat oleh seorang penulis. Pemikiran ini bukan tanpa sebab, kehadiran Raditya Dika dengan rangkaian cerita kisah cintanya yang ia tulis di blog pribadinya, telah sedikit banyak membuatku berpikir bahwa blog memang dikhususkan sebagai media curhat semata. Apalagi kepopuleran blog semakin bertambah seiring dengan diangkatnya kisah Raditya Dika ke layar lebar. Aku ingat betul, saat itu film dengan judul “Kambing Jantan” meledak di pasaran.
Aku menulis di laptop kesayangan
Seiring berjalannya waktu, secara perlahan pikiranku berubah. Blog rupaya bukan semata soal curhat kisah cinta melulu. Banyak hal yang dapat dilakukan dari blog yang kita miliki, misalnya : menjadi tempat berbagi cerita dan tips mengenai parenting, travelling, kuliner, kesehatan, lifestyle dan lain sebagainya. Hingga akhirnya kutahu bahwa tema-tema itu disebut sebagai niche dalam blog. Hal lainnya yang baru kutahu sejak bergabung di komunitas blog itu ialah bahwa blog yang dikelola dengan baik dan profesional maka dapat memberikan keuntungan hingga mendatangkan pundi-pundi rezeki bagi penulisnya. Istilahnya monitize blog. Nah, kalau ini memang tinggal kemauan dan kerja keras kita agar blog yang kita miliki memiliki nilai jual. 
Bersama Komunitas Blogger Bengkulu #kelasblogger
Selama bergabung dengan komunitas, pengaruh untuk senantiasa menampilkan blog dengan baik rupanya menular dari para anggota. Kusadari itu dari kegiatan rutin rekan-rekan grup yang senantiasa sharelink tulisan yang telah ditulis setiap hari senin dan kamis. Share link merupakan salah satu kegiatan berbagi tulisan dari para anggota. Sehingga para anggota lainnya dapat berkunjung ke blog anggota lainnya. Awalnya aku sendiri tidak mengerti apa dan bagaimana sharelink itu, namun secara perlahan, penjelasan dari rekan–rekan di grup sedikit banyak membantuku untuk paham. Tak jarang melalui kontak pribadi, aku bertanya langsung kepada rekan-rekan yang lebih senior. Terus terang, ada rasa sungkan ketika harus bertanya secara langsung di grup. Persoalan utamanya disebabkan karena ruang gerak di grup menurutku lebih terbatas. Banyak hal-hal yang belum kumengerti, kalau nantinya banyak pertanyaan ini-itu. Kesannya percakapan di grup seolah didominasi oleh pertanyaanku. Menurutku, ketika bertanya melalui kontak pribadi ke masing-masing anggota terasa lebih nyaman dan leluasa berbagai hal hingga mendetail. Pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait apa itu blog dengan domain pribadi, backlink, sharelink, adsense, review, tips membuat foto yang baik dan masih banyak hal lainnya. Alhamdulilahnya, rekan-rekan yang kutanyai sangat terbuka dan mau berbagi. Alhasil, pengetahuanku di dunia blog mengalami kemajuan yang lebih baik. Hingga akhirnya, aku pun memiliki blog dengan domain prinadi berlamat url http://www.berandaksara.com.
Hal lain yang kualami ketika mengenal blog dan komunitas adalah bergesernya sikap introvertku yang begitu dominan. Hal ini berpengaruh pada aktivitasku di media sosial yang terbilang minim. Bagiku privasi yang utama. Bahkan, ketika di awal bergabung, dimana Instagram itu sudah menjadi media sosial yang digemari. Aku sendiri masih meraba, apa itu instagram. Lucu ketika mengingatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, akrhinya aku tahu bahwa blog sangat berkaitan erat dengan media sosial. Tulisan yang kita tulis rasanya begitu hambar bila tidak dibagikan. Ibarat masakan, kurang gurih tanpa garam. Hingga, pemahaman mengenai privasi dan berbagi informasi merupakan dua hal yang berbeda. Disatu sisi, kita akan paham, hal apa saja yang memang layak dibagi ke publik dan yang tidak perlu dibagi. Serta satu prinsip lainnya yang semakin menguatkan diri untuk konsisten menulis ialah prinsip berbagi. Bukankah menulis itu merupakan sarana dakwah untuk  berbagi agar dapat memberikan manfaat yang banyak kepada semua orang. Dakwah melalui tulisan bisa jadi lebih tajam daripada pedang. Berawal dari situlah, beberapa media sosialku yang semula diam ditempat, secara perlahan mulai bergerak pelan. 
Meski tertatih dalam proses mempelajari blog, namun  tak jemu-jemu rasanya untuk terus menggali lebih banyak lagi pengetahuan mengenai blog itu sendiri.  Terlebih adanya komunitas blogger yang senantiasa siap membantu para blogger newbie sepertiku. Sebagai langkah dalam membantu para anggotanya, komunitaspun senantiasa mengadakan acara rutin bernama kelas blogger setiap bulannya. Tema yang diangkat pun terus berubah. Disesuaikan dengan kebutuhan para anggotanya. Lokasi belajar yang digunakan pun tidak sama di setiap pertemuan. Spot-spot menarik dan baru menjadi solusi menghilangkan kejenuhan. Beberapa lomba live event pun tak lupa digelar. Ditambah lagi giveaway produk dari para sponsor yang bisa dinikmati oleh para anggota untuk direview di blog masing-masing. Hal ini semakin menjadi magnet  untuk datang juga, loh. Aku masih ingat betul, ketika kali pertama ikut kelas blogger. Saat itu aku diminta untuk menulis tentang salah satu produk UKM yang ada di Bengkulu. Dari situlah, pikiranku semakin terbuka, bahwa potensi wilayah yang ada di Provinsi Bengkulu memang sangat banyak untuk dikembangkan dan disebarluaskan.
Pertemuan dengan teman baru, pengetahuan baru, menjadi nilai plus disetiap kelas blogger yang diadakan komunitas. Dari beberapa kali kelas yang kuikuti, baru satu kali aku memenangkan lomba live event. Hadiahnya kopi dari salah satu sponsor kegiatan.
“Tak mengapa,” batinku dalam hati.
Bahkan Mbak Ida pernah menitip pesan. “Minimal rajin update blog 8 kali dalam sebulan sudah baik, apalagi kalau tiap hari. Iapun membagikan tips tersebut sebagai upaya  dalam memelihara blog agar benar-benar dapat tampil maksimal. Serta semangat dan konsisten menulis adalah hal yang utama. Lantas kalau sudah begini, jadi blogger : mengapa tidak? (heheh)

Tidak ada komentar

Terimakasih telah berkunjung Ke Blog Saya, rekan-rekan yang budiman (^_^)